Minggu, 11 September 2011

Newell's Old Boys, Klub Idola Messi Sewaktu Kecil


Foto: Lionel Messi (Getty Images)
Foto: Lionel Messi (Getty Images)

BARCELONA – Kendati masih belia dan memiliki karier serta kesempatan yang terbentang luas di Barcelona, Lionel Messi ternyata masih menyimpan tabir mimpinya di masa lalu.

Pemain terbaik dunia dua musim beruntun itu mengemukakan, sewaktu kecil dirinya menaruh mimpi bermain dengan Newell’s Old Boys, klub kampung halamannya yang bermarkas di Rosario, Argentina.

Namun, nasib justru membawanya jauh lebih baik. Setelah mimpinya tercapai bergabung dengan Newell’s, Barcelona merekrutnya untuk bergabung dengan Akademi La Massia pada 2000 silam. Dan jadilah Messi seorang megabintang lapangan hijau di muka bumi setelah menghuni tim senior Barcelona.

“Sejak saya masih kecil, saya telah bermimpi untuk bermain di liga Argentina, dan secara khusus bermain untuk Newell’s Old Boys,” aku Messi dikutip Goal, Rabu (7/9/2011).

Saking fanatiknya dengan tim yang bermarkas di Estadio Marcelo Bielsa tersebut, Messi rela beranjak tidur hingga larut malam untuk menyaksikan pertandingan Newell’s melalui layar kaca.

“Saya selalu ingin merasakan pengalaman untuk bermain dengan mereka. Saya selalu menonton pertandingan mereka hingga larut malam ketika saya masih kecil,” bilang Messi membuka kenangan manisnya.

Dan sekali lagi, Messi menyebut, sampai saat ini Diego Maradona masih menjadi permain terbaik di dunia, terlepas dari prestasi yang telah diukir Pele lewat prestasi berkilaunya.

“Maradona masih menjadi pemain terbaik sepanjang sejarah sepakbola, tidak ada yang meragukan itu. Saya tidak pernah melihat Pele bermain. Tapi saya tidak perlu melihat, bahwa Maradona merupakan yang terbaik,” simpul Messi.

Bepe: Pertemuan Pemain dengan Riedl Seizin PSSI



Jakarta - Kabar pertemuan beberapa pemain timnas Indonesia dengan Alfred Riedl jadi berita hangat. Menurut Bambang Pamungkas, pertemuan itu sudah mendapatkan restu dari pengurus teras PSSI.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bambang sudah mengakui bahwa pertemuan dengan Riedl memang ada. Pertemuan tersebut dilakukan di Restoran Roemah Rempah, Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (7/9/2011). Hadir dalam pertemuan tersebut Bambang, Riedl, Markus Horison, Firman Utina, dan Wolfgang Pikal.

Bambang membantah isu yang menyebutkan bahwa dalam pertemuan tersebut Riedl memanas-manasi para pemain timnas agar melawan pelatih timnas Wim Rijsbergen. Menurut penyerang Persija Jakarta ini, pertemuan dengan Riedl tersebut hanya merupakan acara minum teh atau kopi sebagai tanda terima kasih dan ucapan selamat tinggal.

Lewat situs pribadinya www.bambangpamungkas20.com, kapten timnas yang akrab disapa Bepe ini bercerita panjang lebar soal kronologis pertemuannya dengan Riedl. Dalam tulisan berjudul "Suatu Sore di Roemah Rempah", dia menjelaskan bahwa pertemuan tersebut sudah direstui oleh Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI.

"Pada tgl 13 Juli 2011 malam, saya sempat berbicara melalui telephone dengan Alfred Riedl, pelatih tim nasional yg baru saja dipecat. Disamping berbicara mengenai keadaan tim, malam itu saya juga sempat mengajak mantan pelatih saya tersebut untuk minum kopi atau teh untuk sekedar mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal sebelum Alfred kembali ke Austria."

"Secara pribadi saya menyampaikan kepada Ketum dan Waketum PSSI jika saya dan beberapa pemain berencana menemui Alfred Riedl untuk sekedar menyampaikan salam perpisahan dan rasa terima kasih. Saat itu Ketum dan Waketum mengijinkan dan mendukung hal tersebut, menurut mereka hal tersebut baik untuk menjaga silaturahmi."

"Pada perkembangannya, dikarenakan satu dan lain hal pertemuan itu sendiri tidak pernah dapat terlaksana. Kesibukan kami dalam persiapan timnas guna menghadapi play off melawan Turkmenistan dan kesibukan Alfred dalam mengurus kasusnya dengan PSSI, membuat kami pada akhirnya harus menunda pertemuan tersebut sampai dengan batas yg belum ditentukan."

Pada akhirnya, karena kesibukan masing-masing, Bepe dan beberapa pemain lain baru bisa merancang pertemuan dengan Riedl selepas pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2014 kontra Bahrain, Selasa (6/9/2011) malam WIB. Lewat sejumlah percakapan via telepon, akhirnya mereka bersepakat bertemu di Restoran Roemah Rempah pada keesokan harinya.

"Sebenarnya, yang diajak Bepe untuk bertemu Riedl bukan cuma Markus dan Firman. Akan tetapi, karena ajakan tersebut cukup mendadak dan pemain-pemain lain juga punya kesibukan sendiri, akhirnya yang bisa ikut cuma Markus dan Firman saja."

"Pertemuan saya, Firman, Markus, Wolfgang dan Alfred sendiri lebih kepada ucapan perpisahan dalam kapasitas sebagai sahabat, tidak lebih dan tidak kurang. Dan apakah ada yg salah mengenai hal tersebut, saya rasa tidak. Jika dilihat dari waktu pertemuannya, mungkin memang sedikit kurang tepat, akan tetapi pada kenyataannya hanya pada hari itu saya mempunyai kesempatan untuk dapat bertemu dengan Alfred. Jika saya tidak melakukannya sore itu, mungkin saya tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal kepada Alfred Riedl."

"Pertemuan tersebut sekali lagi hanyalah acara minum sore sebagai sahabat, tidak ada agenda lain seperti yg dituduhkan oleh beberapa kalangan. Karena acara tadi yg bersifat santai, maka kami memilih Plaza Senayan yg notabene sangat ramai dan terbuka. Bahkan saya sempat memasang photo kami berlima di akun instagram saya @bepe20. Itu artinya acara minum sore ini tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau kami rahasiakan."

( mfi / din )